Kasus penipuan investasi perdagangan opsi biner melalui platform atau aplikasi Binomo memasuki fase baru. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menyebut identitas pemilik aplikasi Binomo mulai terungkap. Ada kecurigaan kuat bahwa pemilik aplikasi Binomo berada di negara Karibia.
Berdasarkan hasil koordinasi bersama mitra PPATK berasal dari Financial Intelligence Unit (FIU) di luar negeri, PPATK menemukan aliran dana sebesar 7,9 juta Euro atau setara dengan Rp. 125 miliar ke rekening bank di Belarus, Kazakhstan dan Swiss.
Terungkap, Pemilik Binomo Kantongi Uang Rp 125 Miliar
Dana tidak berhenti sampai di situ, dana tersebut kemudian ditransfer kembali bersama dengan penerima akhir dana jadi entitas pengelola sejumlah web judi online dan berafiliasi dengan web judi di Rusia. “Identitas penerima telah disamarkan,” kata Ivan.
Hasil analisis PPATK juga mengungkapkan adanya aliran dana kepada pemilik bengkel jam tangan atau jam tangan sebesar Rp. 19,4 miliar, maka ada aliran dana ke pemilik showroom atau pengembang mobil sebesar Rp. 13,2 miliar. Ada juga aliran dana yang disalurkan kepada anak dibawah usia lima th. alias balita.
“Dari hasil analisis PPATK, ada upaya untuk menyamarkan dan atau mengaburkan penerima dana yang diketahui masih dibawah umur,” kata Ivan.
Iklan : Kunjungi web ghosiarizvia.org untuk lihat kumpulan game online yang amat menarik.
PPATK berwenang menghentikan sementara transaksi selama 20 hari kerja, sesudah itu berkoordinasi dan melaporkan kepada penegak hukum mengenai transaksi mencurigakan di dalam jumlah besar berkaitan investasi yang diduga ilegal.
Hingga saat ini, kata Ivan, PPATK telah membekukan sementara 29 rekening dengan nilai Rp. 7,2 miliar. Dengan demikian, waktu ini total ada 150 akun yang dibekukan terkait Binomo dengan total nilai Rp 361,2 miliar. “Status akun sekarang ini dibekukan sementara,” kata Ivan.
Direktur Tipideksus Bareskrim Brigjen Whisnu Hermawan membenarkan bahwa Bareskrip siap mendalami temuan PPATK.
Namun, sebelum saat itu, Brigjen Whisnu mengungkapkan bahwa server aplikasi Binomo berada di luar negeri. Pemilik Binomo ada di Indonesia. Berita siap mengungkap dalang di balik aplikasi tersebut. “Server di luar negeri, namun orang Indonesia juga main di sini.
Sebentar, nanti kita ungkap (dalang aplikasi Binomo),” kata Whisnu beberapa waktu lalu. Saat itu, Whisnu juga mengungkapkan bahwa polisi bekerja sama bersama dengan sejumlah polisi di luar negeri untuk mengusut dalang aplikasi Binomo.
Kerja sama telah dilakukan dengan sejumlah negara, yakni Singapura, Amerika Serikat, Turki, dan Inggris. “Kami miliki kerja sama melalui Divhubinter. Kita akselerasi lewat P to P, polisi ke polisi juga lewat teman-teman berasal dari PPATK juga,” kata Whisnu.
Dalam persoalan ini, Indra Kesuma atau Indra Kenz telah jadi tersangka dalam persoalan dugaan pencucian uang dalam masalah aplikasi Binomo. Indra Kenz yang diduga sebagai mitra didalam aplikasi tersebut juga dijerat bersama Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) terkait berita bohong.…